Februari 23, 2025

Villagersupplies – Pasar Sebagai Pusat Ekonomi

Tonggak perekonomian suatu daerah dengan adanya pasar sebagai tempat paling strategis menumbuhkan masyarakat

6 Fakta Yang Jarang Diketahui Banyak Orang Mengenai Tanah Abang

Mendengar nama Pasar Tanah Abang pasti telah enggak asing lagi. Pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini enggak pernah sepi pengunjung khususnya menjelang Lebaran. Tapi enggak banyak yang mengerti jika pasar ini membawa sederet fakta-fakta unik pasar tanah abang.

1. Merupakan Salah Satu Pasar Tertua di Indonesia

Pasar Tanah Abang dibangun oleh Yustinus Vinck pada 1735. Di jaman kolonial Belanda, pasar ini bernama Pasar Sabtu karena cuma mengakses pada hari Sabtu. Awalnya, pasar ini cuma menjajakan begitu banyak ragam tekstil dan barang kelontong.

Lalu meningkat bersama bersama bersama bersama menjajakan begitu banyak ragam hasil pertanian dan ternak. Selain membangun pasar Tanah Abang, Vinck juga membangun Pasar Senen di tahun yang mirip bersama bersama bersama bersama simpel cuma beratap rumbia dan berdinding gedek atau anyaman bambu.

2. Berbagai Versi Asal-usul Kata Tanah Abang

Beberapa versi menyatakan nama Tanah Abang berasal berasal dari kata Nabang. Nabang sendiri merupakan sejenis pohon palem yang tumbuh di atas bukit daerah tersebut. Di jaman pemerintahan Belanda, daerah ini bernama De Nabang. Akhirnya, diplesetkan penduduk sekitarnya menjadi Tenabang.

Namun, ada versi lain menyatakan Tanah Abang berasal berasal dari pasukan Mataram yang mampir tahun 1628 ke daerah ini dan melihat kawasan ini banyak tanah merah kemudian menyebutnya Tanah Abang atau Tanah Merah di didalam bahasa Jawa.

3. Pernah Jadi Pasar Kambing

Siapa sangka sebelum saat pas pas mampu menjadi pusat perdagangan besar. Tanah Abang pernah menjadi pasar kambing berasal dari tahun 1800-an hingga tahun 1950an.

Keberadaan Tanah Abang yang dekat bersama bersama bersama bersama Kali Krukut memudahkan para pedagang membawa ternaknya Mengenakan perahu melalui kanal Krukut. Selain itu bukit di Tanah Abang juga menjadi daerah https://farmersclassic.com/ mengembalakan ternaknya.

4. Saksi Bisu Kekejaman Belanda

Banyaknya pedagang Tionghoa yang ikut berdagang di Tanah Abang enggak luput menjadi korban kejadian tragis Geger Pacinan yang dikerjakan oleh Gubernur Jenderal VOC Adriaan Valckenier di tahun 1740.

Banyak korban warga Tionghoa yang menjadi bulan-bulanan serangan pasukan VOC yang Mengenakan meriam. Tahun 1801 pasar ini baru dibangun lagi dan hingga akhir abad ke 19 pasar ini belum membawa bangunan yang permanen.

5. Dulunya Kebun Sayur dan Buah

Kapitan Cina bernama Phoa Beng Gam atas izin VOC pada tahun 1648 mengakses lahan di Tanah Abang untuk dijadikan kebun tebu bersama bersama bersama bersama pabrik gulanya.

Tanah Abang dahulunya sesungguhnya identik bersama bersama bersama bersama begitu banyak ragam kebun yang nama jalannya dipakai hingga sekarang. Mulai kebun kacang, jahe, melati, nanas, sirih, dan begitu banyak ragam sayur-mayur.

6. Menjadi Pasar Tekstil Terbesar di Asia Tenggara

Keberadaan Pasar Tanah Abang menjadi pasar grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara, enggak lepas berasal dari keberadaan saudagar Arab dan Cina yang memicu perputaran uang lagi hidup di awal abad ke-20.

Sarana transportasi juga mendukung seperti keberadaan kereta api yang menghubungkan Tanah Abang bersama bersama bersama bersama daerah lain sehingga perjalanan enggak cuma ditempuh bersama bersama bersama bersama delman, trem, ataupun oplet.

Pasar Tanah Abang yang membawa gedung jadi blok A-G ini jadi dibikin permanen tahun 1913 oleh pemerintah Belanda. Namun pada jaman pemerintahan Jepang, pasar ini enggak berguna dan menjadi daerah gelandangan.

Baru tahun 1973 pasar ini diremajakan bersama bersama bersama bersama 4 bangunan berlantai empat. Sampai pas ini Pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir tekstil bersama bersama bersama bersama begitu banyak ragam produk jadi harga miring dan terjangkau yang menjadi buruan konsumen berasal dari begitu banyak ragam daerah khususnya luar negeri.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.