
7 Pasar Tradisional Unik di Surabaya, Cocok Jadi Tujuan Wisata Belanja
Surabaya menawarkan bermacam-macam destinasi untuk dijelajahi. Salah satu yang menarik yakni tamasya belanja. Pasar tradisional bisa menjadi alternatif bagi Anda yang berharap menelusuri sentra-sentra perdagangan di kota Pahlawan ini.
Mungkin sebagian orang mengetahui Pasar Turi sebagai pasar fenomenal di Surabaya. Pasar Turi memang yakni pasar legendaris yang bahkan telah ada sejak jaman Raden Wijaya melakukan persembunyian di wilayah tersebut.
Tetapi, selain Pasar Turi, Anda bisa menemukan pasar tradisional yang menarik di Surabaya. Pasar-pasar tradisional di Surabaya ini menawarkan keunikan tersendiri. Mulai dari barang yang dipasarkan sampai suasananya yang khas, pasar tradisional di Surabaya ini pantas untuk disambangi.
Sebagian pasar tradisional di Surabaya ini juga telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda dan menempati bagunga-bangunan kuno. Berikut 7 pasar tradisional di Surabaya yang menarik untuk dikunjungi, dirangkum dari bermacam-macam sumber, Kamis(28/11/2019).
Pasar Blauran
Pasar Blauran termasuk pasar tertua yang ada di Surabaya. Pasar ini https://www.braxtonatlakenorman.com/ berada di tempat Surabaya bagian utara. Pasar Blauran juga dikenal sebagai tempat memasarkan buku-buku murah dari bekas sampai baru.
Di pasar ini Anda bisa menemukan aneka kuliner khas Surabaya seperti lontong balap, soto, pecel, rujak cingur, dawet dan jajanan pasar lainnya. Pasar Blauran memang dikenal legendaris soal kudapan manis dan makanan tradisonalnya. Tidak sedikit pelancong datang untuk menikmati kuliner khas yang ada di pasar ini.
Pasar Keputran
Pasar Keputran yakni pasar induk yang ada di Surabaya. Bermacam-macam tipe sayur, buah, sembako, dan kebutuhan lainnya dari pasar-pasar kecil di Surabaya berasal dari Pasar Keputran. Pasar ini buka dari sore sampai dini hari. Pasar Keputran terbagi dalam dua bagian, Pasar Keputran Selatan dan Pasar Keputran Utara.
Di sekitar pasar ini masih berdiri kok bagunnan kuno. Bangunan peninggalan kolonial ini telah berubah menjadi pertokoan warga. Pasar Keputran Selatanmenjual bermacam-macam keputuhan pokok. Sementara Pasar Keputran Utara yakni pasar induk yang dijadikan tempat kulakan para pedagang di pasar kecil.
Baca Juga : 6 Fakta Yang Jarang Diketahui Banyak Orang Mengenai Tanah Abang
Pasar Pabean
Pasar Pabean yakni pasar tertua lainnya di Surabaya. Pasar ini telah ada sejak 1849. Pasar ini menempati bangunan kuno yang dulu yakni wilayah pecinan. Sejak dulu, Pasar Pabean dikenal sebagai pasar ikan dan rempah-rempah.
Dulunya Pasar Pabean berada dekat dengan Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kalimas yang berada di wilayah Tanjung Perak. Letak ini yang membikin Pasar Pabean strategis sebagai wilayah perdagangan rempah-rempah. Pasar ini juga menjadi pasar ikan terbesar yang memasarkan ikan laut dan tawar.
Pasar Bratang
Pasar Bratang berada di belakang Terminal Bratang tepatnya di Jalan Bratang Binangun, Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng. Pasar Bratang dikenal sebagai pasar burung sekalian pasar bunga. Di sini Anda akan menemukan bermacam-macam tipe burung dan perlengkapannya. Ada juga penjual ikan-ikan hias yang mengisi los pasar ini.
Selain pasar burung, pasar Bratang juga dikenal sebagai sentra tanaman hias. Pasar Bunga Bratang berlokasi di sisi barat pasar burung. Di sini terdapat los atau warung yang menawarkan bermacam-macam tanaman hias, pupuk, benih, serta kebutuhan lainnya. Di sini pengunjung tidak hanya bisa mencari kebutuhan berkebun, tapi juga berekreasi memandang hijaunya tanaman hias yang bermacam-macam tipe.
Pasar Genteng
Pasar Genteng dibangun pada tahun 1973 dengan luas 7.043 M2. Pasar Genteng dikenal memilki alternatif lengkap soal oleh-oleh khas. Selain oleh-oleh, Pasar Genteng juga dikenal sebagai pasar yang memasarkan barang elektronik murah dan lengkap.
Pasar Genteng dikenal sebagai destinasi untuk mencari oleh-oleh khas Surabaya. Pasar ini berada di tengah kota yang sungguh-sungguh strategis dikunjungi para pelancong. Di pasar ini Anda bisa menemukan tipe oleh-oleh khas seperti kripik, ikan asin, bandeng asap atau presto, lorjuk, dan masih banyak lagi.

6 Fakta Yang Jarang Diketahui Banyak Orang Mengenai Tanah Abang
Mendengar nama Pasar Tanah Abang pasti telah enggak asing lagi. Pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini enggak pernah sepi pengunjung khususnya menjelang Lebaran. Tapi enggak banyak yang mengerti jika pasar ini membawa sederet fakta-fakta unik pasar tanah abang.
1. Merupakan Salah Satu Pasar Tertua di Indonesia
Pasar Tanah Abang dibangun oleh Yustinus Vinck pada 1735. Di jaman kolonial Belanda, pasar ini bernama Pasar Sabtu karena cuma mengakses pada hari Sabtu. Awalnya, pasar ini cuma menjajakan begitu banyak ragam tekstil dan barang kelontong.
Lalu meningkat bersama bersama bersama bersama menjajakan begitu banyak ragam hasil pertanian dan ternak. Selain membangun pasar Tanah Abang, Vinck juga membangun Pasar Senen di tahun yang mirip bersama bersama bersama bersama simpel cuma beratap rumbia dan berdinding gedek atau anyaman bambu.
2. Berbagai Versi Asal-usul Kata Tanah Abang
Beberapa versi menyatakan nama Tanah Abang berasal berasal dari kata Nabang. Nabang sendiri merupakan sejenis pohon palem yang tumbuh di atas bukit daerah tersebut. Di jaman pemerintahan Belanda, daerah ini bernama De Nabang. Akhirnya, diplesetkan penduduk sekitarnya menjadi Tenabang.
Namun, ada versi lain menyatakan Tanah Abang berasal berasal dari pasukan Mataram yang mampir tahun 1628 ke daerah ini dan melihat kawasan ini banyak tanah merah kemudian menyebutnya Tanah Abang atau Tanah Merah di didalam bahasa Jawa.
3. Pernah Jadi Pasar Kambing
Siapa sangka sebelum saat pas pas mampu menjadi pusat perdagangan besar. Tanah Abang pernah menjadi pasar kambing berasal dari tahun 1800-an hingga tahun 1950an.
Keberadaan Tanah Abang yang dekat bersama bersama bersama bersama Kali Krukut memudahkan para pedagang membawa ternaknya Mengenakan perahu melalui kanal Krukut. Selain itu bukit di Tanah Abang juga menjadi daerah https://farmersclassic.com/ mengembalakan ternaknya.
4. Saksi Bisu Kekejaman Belanda
Banyaknya pedagang Tionghoa yang ikut berdagang di Tanah Abang enggak luput menjadi korban kejadian tragis Geger Pacinan yang dikerjakan oleh Gubernur Jenderal VOC Adriaan Valckenier di tahun 1740.
Banyak korban warga Tionghoa yang menjadi bulan-bulanan serangan pasukan VOC yang Mengenakan meriam. Tahun 1801 pasar ini baru dibangun lagi dan hingga akhir abad ke 19 pasar ini belum membawa bangunan yang permanen.
5. Dulunya Kebun Sayur dan Buah
Kapitan Cina bernama Phoa Beng Gam atas izin VOC pada tahun 1648 mengakses lahan di Tanah Abang untuk dijadikan kebun tebu bersama bersama bersama bersama pabrik gulanya.
Tanah Abang dahulunya sesungguhnya identik bersama bersama bersama bersama begitu banyak ragam kebun yang nama jalannya dipakai hingga sekarang. Mulai kebun kacang, jahe, melati, nanas, sirih, dan begitu banyak ragam sayur-mayur.
6. Menjadi Pasar Tekstil Terbesar di Asia Tenggara
Keberadaan Pasar Tanah Abang menjadi pasar grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara, enggak lepas berasal dari keberadaan saudagar Arab dan Cina yang memicu perputaran uang lagi hidup di awal abad ke-20.
Sarana transportasi juga mendukung seperti keberadaan kereta api yang menghubungkan Tanah Abang bersama bersama bersama bersama daerah lain sehingga perjalanan enggak cuma ditempuh bersama bersama bersama bersama delman, trem, ataupun oplet.
Pasar Tanah Abang yang membawa gedung jadi blok A-G ini jadi dibikin permanen tahun 1913 oleh pemerintah Belanda. Namun pada jaman pemerintahan Jepang, pasar ini enggak berguna dan menjadi daerah gelandangan.
Baru tahun 1973 pasar ini diremajakan bersama bersama bersama bersama 4 bangunan berlantai empat. Sampai pas ini Pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir tekstil bersama bersama bersama bersama begitu banyak ragam produk jadi harga miring dan terjangkau yang menjadi buruan konsumen berasal dari begitu banyak ragam daerah khususnya luar negeri.